Jakarta -Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis hasil survei tehadap para calon yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo 2024. Surveii dilakukan mulai 26 Juni-6 Juli 2024 dengan sample digunakan sebanyak 1200 responden.
Direktur Eksekutive LKPI Togu Lubis menyatakan batas toleransi kesalahan survei (margin of error) sebesar +/- 2,83 %, pada tingkat kepercayaan 95%. Survei ini mengambil sampel terpilih di 5 Kabupaten dan 1 kota di Gorontalo.
Sedangkan responden terpilih berusia minum 17 tahun atau sudah memenuhi syarat sebagai pemilih.
“Proses pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview),” kata Lubis dalam keterangannya, Senin (15/7/2024).
Dijelaskan, aampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling). Perihal ini, pewawancara mendatangi nama-nama responden yang menggunakan hak pilihnya tersebut.
“Hasil survei terkait tingkat elektabilitas (top of Mind) bakal calon gubernur Gorontalo setelah dilakukan survei terhadap 1200 Warga Provinsi Gorontalo. Pertanyaannya, siapa tokoh pilihan bapak/ibu sebagai Gubernur Gorontalo jika pilgub digelar hari ini” kata Lubiis.
Hasilnya, lanjut Lubis, 1 Tonny Uloli (22,2%), 2 Nelson Pomalingo (18,1%), 3 Marten Thaha (14,2%), 4 Gusnar Ismail ( 8,2%), dan 5 Idah Syahidah (6,2%). Selanjutnya, 6 Elnino M.H. Mohi (5,7%), 7 Roem Kono.(4,1%), 8. Syarif Mbuinga(3,2%), dan tidak memilih sebanyak (18,1%).
“Dalam Simulasi top of mind untuk mengukur tingkat elektabiltas para bakal calon gubernur dilakukan tanpa menyodorkan nama-nama calon gubernur kepada para responden,” kata Lubis.
LKPI, lanjutnya, juga melakukan uji simulasi 5 kandidat calon Gubernur Gorontalo melalui pertanyaan tertutup dengan meyodorkan nama bakal calon gubernur. Hasilnya mantan Wakil Gubernur periode 2010–2012. Tonny Uloli kembali unggul dengan perolehan survei 28,6%.
Seanjutnya, masih diikuti Marten Taha di angka 20,3% Nelson Pomalingo 19,4℅, Ida Syahidah 10,1% ,Gusnar Ismail 8,4%dan tidak memilih 13,8%. Sementara itu, pada simulasi 4 kandidat calon gubernur Gorontalo tingkat elektabilitas Tonny Uloli masih tetap unggul dengan perolehan survei 35,7%,
Kemudian diikuti Marten Taha diangka 24,2% dan Nelson Pomalingo 23,6 serta Ida Syahidah istri mantan Gubernur Gorontalo diangka 11,4%, dan tidak memilih 5,1%. Sementara itu, juga dikakukan uji simulasi untuk mengukur tingkat elektabilitas dengan meyodorkan lima nama yang dicalonkan oleh Partai Golkar.
Di antaranya seperti Idah Syahida, Syarif Mbuinga, Marten Taha, Roem Kono, dan Tonny Uloli, dengan pertanyaan tertutup. Hasilnya data survei menunjukan nama Tonny Uloli tingkat keterpilihan di angka 37,2%, Marten Taha 24,2%, Roem Kono 10,2%, Ida Syahida 8,3%, Syarif Mbuinga 6,4%, dan tidak memilih sebanyak 13 ,8%
“Dari hasil survei tersebut, Tonny Uloli yang unggul secara mutlak namun peluang Marten Taha dan Nelson Pomalingo, tingkat elektabilitasnya untuk meningkat masih terbuka lebar,” kata Lubis.
Lubis menilai, ketiadaan petahana gubernur dan tokoh kuat level nasional seperti Rachmad Gobel, membuat siapapun yang mampu mesin pemenangannya dapat berpeluang meningkatkan elektabilitasnya
“Apalagi sampai kini belum ada pernyataan resmi Rachmat Gobel apakah akan ikut Pemilihan Gubernur (Pilgub) Gorontalo 2024 atau tidak. Sehingga, tingkat keterpilihan berpeluang pada Tonny Uloli sebagai mantan wakil gubernur Gorontalo dari bakal calon gubernur lainnya,” ujarnya.
Faktor terbuka peluang bagi semua kandodat calon tersebur, lanjut Lubis, juga disebabkan penilaian masyarakat terhadap semua bakal calon gubernur Gorontalo belum ada yang memiliki pengalaman memimpin di tingkatan Provinsi Gorontalo. Sementara calon gubernur lainya hanya memiliki pengalaman sebatas Bupati dan mantan anggota DPR RI.
Selain itu juga survei menunjukkan bahwa masyarakat Gorontalo tidak menginginkan adanya dinasti politik untuk berkuasa lagi. “Hal ini tergambar dengan tingkat elektabilitasjarnya istri mantan gubernur Gorontalo Ida Syahida yang sangat rendah,” ucapnya.
Pihak lain, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengaku, setuju dengan hasil survei dari LKPI. Khususnya, kata Emrus, terkait masyarakat menolak politik dinasti di Gorontalo.
“Artinya masyarakat di Gorontalo telah dewasa dan tidak menginginkan adanya politik dinasti. Dengan demikian terjadi demokrasi yang sehat dan berkualitas kedepannya,” ujar Emrus.
Emrus juga menyerukan tidak ada lagi politik dinasti dalam Pilkada di seluruh Indonesia. Biarkan masyarakat yang memilih para calon-calon kepala daerah yang di kehendaki rakyat,” ujarnya.