Jakarta — Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025, berbagai pihak mulai menyoroti rencana aksi demonstrasi kaum buruh.
Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Rudi HB Damman, memberikan klarifikasi tegas terkait persepsi yang kerap menyudutkan buruh sebagai pembuat kekacauan dalam aksi demonstrasi. Justru buruh cinta damai bukan perusuh.
“Coba tunjukkan, kapan aksi buruh pada May Day yang benar-benar bikin rusuh? Kalau pun ada gesekan, biasanya itu provokasi dari luar buruh atau kelompok yang memang anti terhadap perjuangan buruh,” tegasnya, hari ini.
Rudi menjelaskan bahwa aksi buruh selalu bertujuan memperjuangkan hak dan keadilan sosial, bukan untuk menciptakan kerusuhan. Ia menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi kaum buruh saat ini, mulai dari sistem kerja yang tidak pasti, buruknya kondisi kerja, lemahnya perlindungan jaminan sosial, hingga eksploitasi jam kerja yang berlebihan.
“Buruh itu bukan perusuh. Justru buruh adalah pihak yang hidupnya dirusuhi oleh kebijakan ekonomi dan politik yang menyulitkan. Buruh menyumbang besar bagi pembangunan, tapi nasibnya terus ditekan,” ungkap Rudi.
Ia menegaskan bahwa demonstrasi buruh, termasuk May Day 2025, adalah bentuk perjuangan damai untuk menuntut kesejahteraan, keadilan, dan perlindungan hak-hak dasar buruh.
“Menurut saya, rugi besar kalau buruh turun ke jalan hanya untuk membuat rusuh. May Day adalah momentum penting, dan harus digunakan untuk menyuarakan aspirasi secara tegas dan bermartabat,” tutupnya.
Pernyataan Rudi ini sekaligus menjadi penegasan bahwa aksi May Day 2025 akan berlangsung secara damai, dengan semangat solidaritas dan perlawanan terhadap ketidakadilan.