Menko PMK Apresiasi Umat Hindu: Nyepi Mengajarkan Kita Arti Diam dan Mendengar

Nasional43 views

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno menghadiri acara puncak Dharma Santi Nasional tahun 2025, sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947/2025. Acara ini berlangsung meriah di GOR A. Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (26/4), dengan menghadirkan ribuan umat Hindu dari seluruh penjuru tanah air.

Acara yang melibatkan kolaborasi berbagai organisasi di lingkungan umat Hindu maupun lembaga negara ini, turut dihadiri oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi. Kemudian ada Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Enik Ermawati dan Wakil Menteri Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.

Menko PMK, Pratikno alam sambutannya, mengapresiasi atas dukungan umat hindu pada setiap program Presiden Prabowo Subianto. Mewakili pemerintah, Pratikno kemudian memberikan ucapan selamat merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru saka 1947.

“Masih dalam pelaksanaan Hari Suci Nyepi, kami atas nama pemerintah dan Bapak Presiden Prabowo mengucapkan selamat hari suci Nyepi dan Tahun Baru saka 1947,” ujarnya.

Sebagai informasi, acara ini mengusung tema “Manawasewa, Madhawasewa: Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Tema ini menggambarkan nilai pengabdian kepada sesama sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.

Makna tema yang diangkat pada Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 berkaitan penyatuan nilai spiritual agama Hindu dalam konteks kebangsaan Indonesia dan sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Pratikno menyinggung soal hari suci Nyepi sebagai sebuah kebutuhan penting bagi seluruh umat manusia untuk istirahat. Dia menyinggung dunia butuh jeda, hening sebagai ruang batin untuk menimbang keputusan di tengah dinamika perkembangan dunia.

“Hari Nyepi adalah pengingat, bahwa di tengah hiruk pikuk dunia, manusia sangat membutuhkan jeda. Hening bukan karena lemah, dan sunyi bukan karena kalah. Tetapi karena keheningan itu kitab isa menemukan arah, mendengar suara hati menyadari kembali makna eksistensi makhluk spiritual sekaligus sosial,” paparnya.

Pratikno menyebut nilai-nilai Catur Brata Penyepian menjadi bentuk nyata pengendalian diri serta kesadaran penuh sebagai manusia. Dia menegaskan bahwa Nyepi menjadi pengingat untuk semua umat manusia di tengah cepatnya perkembangan informasi dan teknologi. Pratikno juga menyinggung soal krisis alam membutuhkan penyesuaian dan pengendalian diri.

Rangkaian Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dilaksanakan dalam empat kelompok kegiatan yakni berkaitan dengan aspek ritual, intelektual, sosial dan lingkungan serta seremonial.

Pratikno berharap hari raya nyepi menjadi momentum nasional untuk belajar tentang hening di tengah hiruk pikuk dunia dan momen mawas diri serta bersikap bijak. Dia kemudian menyampaikan terima kasih kepada seluruh umat Hindu atas isnpsirasi dan dukungan pembangunan bangsa.

“Sekali lagi terima kasih kepada seluruh umat Hindu Indonesia yang terus menginspirasi kita semuanya. Dengan semangat Nyepi mari kita hening untuk memahami, diam untuk mendengar, dan tenang di dalam melangkah,” tutupnya.

Acara puncak acara ini turut dihadiri beberapa tokoh lainnya seperti Direktur Jenderal Bimbingan masyarakat Hindu (Dirjen Bimas) Hindu, Ketua PHDI Pusat, pimpinan organisasi lintas agama, ketua majelis-majelis agama, perwakilan pemerintah, tokoh Hindu nasional, PHDI provinsi dan kabupaten/kota, hingga perwakilan TNI dan Polri.

Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya dari berbagai daerah, seperti Bali, Jawa, Sunda, hingga Tamil, serta penampilan khusus dari musisi Balawan dan penyanyi Maydea, finalis X Factor Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *